UNDERGROUND TERANCAM

..

“Ternyata dunia kapitalisme tak hanya mengerogoti dunia ekonomi tetapi juga telah mengerogoti dunia musik dalam negri”

Dunia musik saat ini sudah terkontaminasi oleh dunia kapitalisme, tentunya hal ini berpengaruh pada hasil-hasil karya musik para musisi yang secara tak langsung merasa dibatasi oleh keinginginan para produser perusahaan rekaman. Selain itu pengaruh terkontaminasinya industri musik karena kapitalisme-pun dirasakan oleh musisi anak-anak bangsa yang biasa disebut “indie-label”. Ambil saja salah satu aliran musik indie yang biasa disebut underground.



Tragedi konser launching album perdana band metal BESIDE di Bandung 9 Februari 2008 yang mengakibatkan 10 orang penonton meninggal dunia, menjadai salah satu bukti konkrit terkontaminasinya dunia musik dalam negri. Tragedi ini menjadi alasan mendasar untuk membatasi kreatifitas karya para musisi musik yang beraliran Underground. Pembatasan ini terlihat dengan munculnya larangan konser atau pementasan musik yang beraliran Undergroun oleh pemerintah Bandung. Karena sebuah kejadian yang memang patut disayangkan, pemerintah Jawa Barat langsung memvonis bahwa konser musik underground sama dengan kekerasan, sungguh alasan yang tak logis.

Timbulnya korban dalam acara konser musik padahal tak hanya terjadi pada musik underground saja, kita bisa lihat kejadian konser musik Ungu di Pekalongan, sekitar 10 orang meninggal dunia dalam konser tersebut. Larangan Gubernur Jawa Barat (Jabar) secara resmi tentang penampilan atau konser musik underground menurut-ku bukan karena musik tersebut merupakan musik yang memicu kekerasan, tetapi larangan tersebut bermotif bisnis.

Yang menjadi pertanyaan adalah mengapa ketika konser musik Biside di Bandung menelan korban jiwa tiba-tiba Pemerintah Bandung kemudian melarang aliran musik Underground untuk tampil. Sedangkan ketika konser musik Ungu di pekalongan juga menelan korban, mengapa pemerintah Pekalongan tidak melarang musik pop atau ungu sekalipun untuk tampil..?

Menurut-ku tentu saja semua itu karena uang semata. Mengapa aku berkata demikian…? Karena aku melihat bahwa musik2 underground sangat kecil memberikan kontribusi Income pada daerah atau Negara , baik itu income dari penjualan hasil rekaman ataupun konser, sebab aliran musik ini banyak yang membuat rekaman tanpa ada label atau biasa disebut musik indie. Sedangkan-kan aliran musik-musik lain yang di jadikan industri oleh para pengusaha rekaman sudah barang tentu banyak memberikan income untuk Negara dari pajak hasil penjualan produk rekaman ataupun konser.

Itulah menurutku yang menjadi alasan pemerintah bandung melarang konser musik underground. Selain itu ada satu alasan lain mengapa pemerintah bandung merang konser musik underground, yaitu karena musik-musik ini terkadang menjadi media untuk para anak muda menyampaikan rasa kekecewan mereka terhadap pemerintahan yang dinilai gagal.

Entah sakit hati atau karena intervensi kaum pebisnis rekaman, yang pasti keputusan ini tidak-tidak sangat bijak sana dan sangat memprihatinkan… Negara ini adalah Negara demokrasi, kebebasan berekspri dan mengeluarkan pendapat sudah dijamin dalam Undang-Undang, Tetapi masih saja ada pembatasan dan pengebirian dalam berekspresi. Bagai mana generasi bangsa ini akan kreatif dan kritis ketika dalam berkarya saja mereka dibatasi…

Satu hal yang menjadi keinginan saya yaitu, cabut larangan konser musik underground yang dilakukan oleh pemerintah Bandung. jika hal ini tidak juga tercapai aku minta pada kawan2 mari kita lakukan tindakan konkrit agar keputusan tersebut bisa dicabut. Aku tinggal di Negara demokrasi yang pasti aku tak mau hak ku untuk menikmati musik underground dibatasi.

Jika bicara kekerasan bukan hanya konser musik underground yang memicu kekerasan, kampenya pilkada dan presiden pun bahkan konser musik lainpun bisa memicu kekerasan, seharusnya pemerintah Bandung harus bisa berlaku bijaksana, paling tidak dengan memberikan fasilitas tempat untuk konser musik Underground bukan malah melarangnya. Yakinlah jika hal ini tidak cepat di tindak lanjuti para komunitas musik ini pasti akan mengambil tindakan, mereka bukan batu yang hanya bisa diam. Kalau bisa pelarangan inipun menjadi yang pertama sekaligus yang terahir untuk musik underground, jangan sampe terjadi lagi di wilayah2 negara ini.

 
This blog powered by Blogger. Template designed by Go Blog Template